Keseimbangan & Perubahan Lingkungan
A. Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan dikatakan seimbang (equilibrium) apabila memiliki ciri-ciri antara lain :
- Lingkungan yang didalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi : arus energi, daur materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas. Melalui pola-pola interaksi tersebut, pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami, sehingga tidak ada organisme yang mendominasi terhadap organisme lainnya.
- Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu mempertahankan terhadap gangguan alam, baik gangguan secara alami maupun buatan.
- Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai sumber daya alam (hayati dan non hayati).
- Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon (terbentuknya hutan).
Keseimbangan lingkungan merupakan
keseimbangan yang dinamis, artinya keseimbangan yang dapat mengalami
perubahan. Tetapi perubahan ini bersifat menjaga keseimbangan komponen
lain, bukan berarti menghilangkan komponen yang lainnya. Karena
perubahan komponen yang bersifat drastis akan mempengaruhi perubahan
komponen lainnya. Sebagai contoh hilangnya/musnahnya salah satu komponen
(tingkatan trofi) pada piramida ekologi atau rantai makanan maka
menyebabkan dampak perubahan pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya.
Hal inilah yang mengakibatkan lingkungan tersebut menjadi tidak stabil.
Manusia memiliki peran yang sangat
penting untuk menciptakan keseimbangan lingkungan. Melalui akal-pikiran,
kemajuan teknologi, dan sifat keserakahan, manusia berusaha
memanfaatkan (mengeksploitasi) sumber daya alam semaksimal mungkin.
Sehingga semakin besar jumlah penduduknya menyebabkan penurunan
keseimbangan lingkungan. Faktor yang mempengaruhi dinamika penduduk
(jumlah penduduk) antara lain : Natalitas (kelahiran), Mortalitas (kematian), Imigrasi (masuknya penduduk), dan Emigrasi (keluarnya penduduk).
B. Perubahan Lingkungan
Pada lingkungan yang stabil, secara
ekologis adanya gangguan dalam lingkungan dapat dinetralisir melalui
proses-proses dalam ekosistem. Misalnya : arus energi, daur materi,
rantai makanan, siklus biogeokimia.
Adanya perubahan pada salah satu komponen
dalam lingkungan menyebabkan segala proses dalam ekosistem terganggu.
Hal ini menyebabkan terputusnya rantai makanan, sehingga menyebabkan
meningkatnya populasi jenis lainnya. Dampak selanjutnya adalah
terjadinya gangguan bagi semua organisme dalam ekosistem.
Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh :
- Faktor Alami, yaitu perubahan yang disebabkan oleh kejadian alam (proses alami). Misal : gempa bumi, gunung meletus, gelombang tsunami, erosi, banjir, angin topan, dan sebagainya.
- Faktor Buatan (manusia), yaitu perubahan yang disebabkan karena pengaruh aktivitas manusia. Misal : Penebangan hutan, kegiatan industri, pertanian monokultur, penggunaan insektisida,dan sebagainya.Beberapa contoh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan , antara lain :
- Penebangan hutan (Penggundulan Hutan).
Hutan merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang dapat diperbaharui (renewable resource), tetapi apabila pemanfaatannya secara maksimal tanpa tindakan reboisasi mengakibatkan perubahan lingkungan.
Fungsi hutan :
- Sumber plasma nutfah (keanekaragaman hayati),Penebangan hutan secara liar mengakibatkan penurunan plasma nutfah (keanekaragaman hayati). Usaha penanggulangannya antara lain : penebangan pohon dengan sistem tebang pilih, penebangan pohon diikuti peremajaan kembali / reboisasi / penanaman sejuta pohon.
- Mencegah erosi, akar pohon mempunyai peranan untuk menyerap air dalam tanah dan mengikat moleku-molekul tanah, sehingga menghambat erosi tanah terhadap aliran air.
- Mencegah kekeringan (pengatur tata air)
- Penyangga hama dan penyakit tanaman
- Mencegah polusi udara (sebagai paru-paru dunia). Pohon berfungsi untuk menyerap gas CO2 melalui proses fotosintesis. Kadar CO2 yang berlebihan sangat mengganggu kehidupan manusia dan hewan, karena dalam aktivitasnya, manusia dan hewan memerlukan gas O2 yang dihasilkan oleh tumbuhan.
- Devisa negara (sumber perekonomian), setiap bagian dari pohon atau tumbuhan memiliki manfaat bagi manusia, baik untuk makanan, bangunan, obat, kerajinan, dan sebagainya .
- Pembukaan lahan baru untuk pertanian atau pemukiman, pembukaan lahan baru bagi petani yang berpindah-pindah sangat merugikan, karena menyebabkan penurunan plasma nutfah, erosi, dan polusi udara.
Usaha penanggulangannya antara lain : membuat ataran hukum yang melarang bagi petani yang hidupnya berpindah-pindah.
- Mendirikan industri di pemukiman penduduk, dampak dari pendirian pabrik di pemukiman penduduk antara lain : terjadinya polusi udara, tanah, dan air. Usaha penanggulangannya : Pendirian pabrik disertai dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), membuat cerobong asap, membuat saluran limbah, dan mendaur ulang limbah.
- Penggunaan Peptisida dan DDT (Dicloro Difenil Trichloretana), peptisida adalah senyawa kimia yang digunakan para petani untuk memberantas hama. Macamnya antara lain : herbisida (hama rumput liar), insektisida (hama serangga), fungisida (hama jamur).
Sifat peptisida dan DDT, antara lain :
- Bila masuk dalm tubuh organisme tidak dapat terurai (non biodegradable), Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lain melalui aliran rantai makanan. Semakin tinggi tingkatan tropfinya semakin tinggi kadar DDT-nya. Misalnya : Air (terdapat DDT) → zooplankton → ikan kecil → ikan besar (memiliki kadar DDT tertinggi).
- Merusak jaringan tubuh.
- Pada burung dapat menghambat proses pengapuran cangkang telur.
- Menimbulkan kelelahan / kejang otot.
Dampak penggunaan peptisida yang tidak sesuai dengan dosisnya, antara lain :
- Penumpukan zat-zat kimia pada tempat-tempat tertentu (eutrofikasi). Eutrofikasi berasal dari bahasa latin eutrophos yang artinya pakan yang baik.Pengaruh negatif eutrofikasi ini adalah ledakan populasi alga (blooming algae) di atas permukaan air menghalangi sinar matahari sehingga terjadi kematian produsen di bawah air. Bakteri pembusuk akan menguraikan organisme yang mati dan banyak menggunakan oksigen terlarut. Akibatnya, kadar oksigen berkurang dan diikuti berkurangnya organisme perairan tersebut. Misalnya : pertumbuhan alga, enceng gondok, dan sebagainya .
- Terjadinya Biological Magnification, yaitu meningkatnya kandungan zat kimia pada konsumen puncak melalui peristiwa rantai makanan.
- Terjadinya akumulasi kadar peptisida/DDT pada organisme tingkat trofi terakhir. Proses terakumulasinya zat kimia pada tubuh organisme dinamakan bioaccumulation / bioconsentration.
- Keseimbangan ekosistem terganggu (lihat ciri keseimbangan lingkungan).
- Penambangan,Penambangan (minyak, batu bara, pasir, dan sebagainya ) yang tidak memperhatikan etika lingkungan menyebabkan antara lain : pencemaran, erosi, dan penurunan keanekaragaman hayati.
0 komentar:
Posting Komentar